Puisi Religi dan Renungan Berjudul Kerapuhan Jiwa yang Sangat Mengharukan Meskipun Diiringi Sebuah Kepiluan
NusantaraBerpuisi - Mengkaji sebuah puisi religi tentu hal yang utama adalah sebuah niat untuk menambah dan meningkatkan keimanan. Karena puisi religi itu amanatnya mengarah pada Sang Maha Pencipta alam semesta.
Kerapuhan jiwa terkadang menyertai kehidupan umat manusia. Entah dari sumber apa kerapuhan jiwa tersebut datang, tentunya masing-masing individu punya alasan yang berbeda-beda.
Kerapuhan jiwa terkadang membuat hidup seseorang terhimpit dan adakalanya diiringi sesuatu yang memilukan, sehingga jika kita menuangkan rasa tersebut ke dalam sebuah puisi, maka akan mampu mengharukan bagi pembaca puisi tersebut.
Tuhan adalah satu-satunya yang mengerti akan keluh-kesah yang dialami setiap makhluk. Maka sudah sepantasnyalah hal yang berhubungan dengan kerapuhan jiwa yang memilukan itu kita jadikan alasan untuk selalu dekat dengan-Nya.
Melalui sebuah renungan, saya mengajak sahabat Nusantara Berpuisi untuk selalu mengingat kepada Sang Maha Pencipta alam semesta raya ini.
KERAPUHAN JIWA
Karya: Adi Taufik, S.Pd
(Ridho An Nidzar)
Tetesan embun di pagi bisu
Mampu menyejukkan bunga yang layu
Namun kegersangan hatiku
Tak basah tersentuh
Oleh sejuknya embun yang membasuh
Tak terang
Meskipun terpancar cahaya yang datang
Laksana tangkai tak ter urus
Hidup di tanah yang tandus
Mampukah aku menghasilkan sekuntum kembang
Jika taman tak dapat merindang
Yang ada hanya ilalang
Tak satu pun mata sudi memandang
Retak
Sekeping hati ini terkoyak
Ingin rasanya menjerit
Namun yang ada hanya rasa sakit
Dalam hidup yang selalu terhimpit
Mendengarkan mulut mendendangkan tawa
Menyaksikan aku berlimpah rona penuh luka
Tersiksa
Tuhan
Bila ini suatu ujian
Maka berilah hamba kekuatan
Tunjukkan jalan
Hamba bersimpuh
Rapuh
Penuh keluh
Karena Engkau adalah tempat hamba berteduh
Lampung, 26 November 2021
Semoga puisi religi dan renungan berjudul Kerapuhan Jiwa yang sangat mengharukan meskipun diiringi sebuah kepiluan yang tertulis di atas mampu menjadi bacaan yang diterima, mampu memberi inspirasi dan motivasi dan amanat yang tertulis di dalamnya membuat kita senantiasa mengingat Tuhan dan menjalani segala perintahnya serta menjauhi segala larangannya.
Baca puisi lainnya
Tuhan adalah satu-satunya yang mengerti akan keluh-kesah yang dialami setiap makhluk. Maka sudah sepantasnyalah hal yang berhubungan dengan kerapuhan jiwa yang memilukan itu kita jadikan alasan untuk selalu dekat dengan-Nya.
Melalui sebuah renungan, saya mengajak sahabat Nusantara Berpuisi untuk selalu mengingat kepada Sang Maha Pencipta alam semesta raya ini.
KERAPUHAN JIWA
Karya: Adi Taufik, S.Pd
(Ridho An Nidzar)
Tetesan embun di pagi bisu
Mampu menyejukkan bunga yang layu
Namun kegersangan hatiku
Tak basah tersentuh
Oleh sejuknya embun yang membasuh
Tak terang
Meskipun terpancar cahaya yang datang
Laksana tangkai tak ter urus
Hidup di tanah yang tandus
Mampukah aku menghasilkan sekuntum kembang
Jika taman tak dapat merindang
Yang ada hanya ilalang
Tak satu pun mata sudi memandang
Retak
Sekeping hati ini terkoyak
Ingin rasanya menjerit
Namun yang ada hanya rasa sakit
Dalam hidup yang selalu terhimpit
Mendengarkan mulut mendendangkan tawa
Menyaksikan aku berlimpah rona penuh luka
Tersiksa
Tuhan
Bila ini suatu ujian
Maka berilah hamba kekuatan
Tunjukkan jalan
Hamba bersimpuh
Rapuh
Penuh keluh
Karena Engkau adalah tempat hamba berteduh
Di atas sejadah yang lusuh
Dalam doaku
Bukakanlah pintu Rahmat-Mu
Agar dapat hamba lalui
Untuk mencari Ridho-Mu Ya Ilahi
Dalam doaku
Bukakanlah pintu Rahmat-Mu
Agar dapat hamba lalui
Untuk mencari Ridho-Mu Ya Ilahi
Lampung, 26 November 2021
Baca puisi lainnya
Post a Comment for "Puisi Religi dan Renungan Berjudul Kerapuhan Jiwa yang Sangat Mengharukan Meskipun Diiringi Sebuah Kepiluan"