Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Ruang Puisi Religi Dilengkapi Amanat yang Terkandung di Dalamnya

 NEGERI CINTA YANG TERSEMBUNYI

Karya: Adi Taufik, S.Pd
           (Ridho An Nidzar)

Di pundak peradaban aksara bisu
Kutafsirkan diamnya sebongkah batu
Anak-anak cinta terus mengalir
Mencari muara kasih pada butiran pasir

Indah gelora terus diburu
Mengikuti roda sang waktu yang terus menderu
Begitu lincah ia mencari celah
Di antara batu-batu yang sedikit terpisah

Negeri cinta masih misteri
Mutiara entah di mana sembunyi
Kedalaman laut belum sepenuhnya terjamah
Sejenak anak-anak cinta melepas lelah

Esok hari adalah sebuah mimpi
Sembari membaca apa yang akan terjadi
Dipahatnya langit untuk mengekalkan rindu
Sebelum pencarian meraih titik temu

Rinai hujan menggigilkan gelora
Selimut jiwa adalah segenap daya
Meskipun bibir dibuat terbungkam
Zikir nurani tak akan diam

Lampung, 09 Maret 2021

Amanat Puisi

Keterangan dari tema tersebut di atas dapat Anda baca pada narasi puisi berjudul Negeri Cinta yang Tersembunyi. Puisi ini merupakan sebuah puisi kiasan yang menggunakan unsur-unsur kehidupan di mana masih terlalu banyak misteri yang perlu kita pecahkan dalam kehidupan ini. Meskipun kita tahu bahwa kita sebagai manusia tidak akan mungkin tahu semuanya.

Lalu, bagaimana untuk menyikapi sebuah misteri yang belum kita ketahui tersebut?

Untuk menjawabnya, ada baiknya bila kita bersikap positif terhadap ketidaktahuan kita terhadap segala sesuatu yang sifatnya masih tersembunyi. Anggaplah segala hal yang tersembunyi tersebut sebagai rahmat dan juga sebagai suatu cara bagi kita untuk selalu berusaha mencari tahu tentang sesuatu yang tersembunyi di balik misteri.

Ketidaktahuan dimaksudkan sebagai rahmat di dalam ulasan ini yaitu ketidaktahuan manusia sebagai realita mengenai keterbatasannya mencermati diri dan dunia yang kita tempati ini.



LENTERA HATI YANG REDUP


Karya: Adi Taufik, S.Pd / Ridho An Nidzar

Kurasakan embusan semilir angin
Di tengah malam yang terasa dingin
Sunyi dan sepi seorang diri
Kurangkai sebuah kata hati

Aku sadari telah begitu jauh
Perjalanan hidup yang aku tempuh
Walau terkadang terasa lelah
Namun kuingin tetap melangkah

Pada bait-bait ini aku curahkan
Ungkapan hati yang kurasakan
Sungguh diriku amat hina
Penuh noda dan berlumur dosa

Yaa Ilahi Robbi
Di atas sajadah ini
Terangilah lentera hati yang telah meredup
Agar hamba mengerti jalannya hidup
Jangan biarkan cahayanya padam
Agar kehinaan ini tiada terus mendalam

Itulah pintaku dalam doa
Ampunkan segala dosa
Agar kelak di hari kemudian
Bukan penyesalan yang hamba dapatkan

Lampung, 28 November 2021


Amanat



PENGEJA MEMINTA

Karya: Adi Taufik, S.Pd 
            (Ridho An Nidzar)

Kudendangkan rindunya malam pada cahaya bulan
Kan kulangitkan pinta pada bintang-bintang yang mewarnai indahnya sepi
Dan selayaknya aku pun meminta pada kabut, agar tak menghalangi pandangan
Sehingga aku dapat mengeja, tentang makna yang tersirat pada pelabuhan sunyi
Agar tak menjadi riak prahara yang mewarnai
Lalu aku kembali untuk menyapa diri
Membilas kalbu bersama linangan bening yang terus mengalir
Kuusap keringat lelah yang masih terasa membanjir
 
Namun jika rintik-rintik di luar itu akan berubah menjadi hujan deras
Aku sangat berharap esok hari mentari menampakkan sinar hangatnya untuk jiwa

Tuhan ...
Pengeja ini meminta
Pancarkan cahaya penerang
Agar diri tak gelap pandang
Tegar hadapi gelombang
Demi menikmati ciptaan-Mu yang luas terbentang


Lampung, 06 April 2022

Amanat


SEMILIR MEMBUJUK CAHAYA

Karya: Adi Taufik, S.Pd
            (Ridho An Nidzar)

Belum selesai kubaca isyarat ombak
Saat camar-camar itu mulai beranjak
Sembari menanti alunan nada surga
Lantai selembar menjadi teman setia

Aduhai rasa rindu
Aku menyapamu untuk ke sekian kalinya
Semoga nanti, bulan masih setia mengintai
Saat kesunyian datang membelai

Lewat butir-butir bermata berlian
Menghitung kejernihan lewat jemari tangan
Tidak kubiarkan ia kembali pada muara
Karena untuk kujadikan pembasuh air mata

Rindu begitu terasa
Sebongkah batu ingin disapa
Semilir kudamba membujuk cahaya
Bukan gelombang yang datang menerpa

Sebelum rindu menjawab salam
Berlian ini akan tetap kugenggam
Agar saat tiba waktu bersua
Kujadikan kalung sakti sebagai pusaka

Perlahan langit berubah
Sentuhan baru mulai menjamah
Dinding jiwa bercahaya
Terjadilah pertemuan yang sangat berharga

Lampung, 20 Januari 2021

Amanat yang Terkandung di dalam Puisi SEMILIR MEMBUJUK CAHAYA



BERKELANA DI KESUNYIAN

Karya: Adi Taufik, S.Pd
           (Ridho An Nidzar)

Ketika malam berselimut sepi
Jiwa tenggelam menyambut mimpi
Duduklah aku di dalam sunyi
Mencari makna yang tersembunyi

Di dalam kekalutan warna
Samar samar kudapatkan cahaya
Dan di situ kudapatkan makna
Tentang rasa
Tentang cinta
Dan tentang semuanya

Waktu terus bergulir
Bagaikan air yang terus mengalir
Seolah mengajakku untuk berpikir
Selagi kesempatan belum berakhir

Inilah hidup yang kujalani
Sebagai pengelana di dalam sunyi
Mencari makna dalam diri
Dalam menggapai rida Ilahi

Lampung, 12 Agustus 2021

Memperbanyak Pemikiran Positif dari Pemikiran Negatif - Bait Puisi Jiwa Berkelana di Kesunyian

Kesimpulan Penulis

1. Renungan mengajarkan kita berpikir positif
2. Dengan pemikiran positif, maka hidup pun akan berlangsung positif.
3. Tidak banyak kebahagiaan dan ketenangan hadir bagi jiwa yang berpikir negatif
4. Sebuah renungan itu begitu bermanfaat jika dilakukan di malam hari


NADA RINDU SEORANG PENYAIR

Karya :Adi Taufik, S.Pd / Ridho An Nidzar
Tema: Pengelana Dalam Sunyi
Genre: Syair

Di kaki bukit indah memukau
Berjuta pohon rindang menghijau
Subur nan damai sejuknya kujangkau
Jingga nan sendu setia menghalau

Hening menyapa di tengah malam
Bulan tak menerangi wajah alam
Sunyi tergali makna yang terpendam
Rindu sang pengelana semakin dalam

Bagai indahnya suara dzikir
Semerdu indahnya alunan syair
Tentang kedamaian alam yang terukir
Dalam kesabaran yang takkan tersingkir

Alam ini sungguh begitu luas
Nikmat Tuhan tiada terbatas
Bukit tenang pelajaran yang terbias
Sabar dalam jiwa tak pernah lepas

Biarlah hening kujadikan pengajaran
Dalam berkelana menembus kesunyian
Rinduku akan damai kucurahkan
Demi menuju ridho Tuhan

Lampung Utara, 08 Juli 2019

Catatan :
Dzikir, Ridho = penulisan islami
( zikir, rida dalam KBBI )

Amanat

Berpuisi tentang rindu tentu bagi kalangan penyair punya nilai tersendiri, di mana jika rindu tersebut diungkapkan dengan kalimat yang bernada puisi, maka akan terkesan sangat menyentuh perasaan bagi pendengarnya.
Pada salah satu contoh puisi berjudul Nada Rindu Seorang Penyair yang akan disuguhkan kali ini tak lepas dari ungkapan rindu pada hakikatnya, yakni rindu adalah sebuah rasa yang membuat ingin bertemu baik dengan seseorang atau sesuatu, perasaan itu yang datang dari hati manusia yang merupakan proses alamiah dari seseorang karena dorongan perasaan yang kuat terhadap seseorang.

Rasa rindu itu sangat manusiawi, karena pada umumnya manusia memiliki sebuah perasaan yang bernama rindu tersebut. Rasa rindu bisa muncul pada setiap manusia untuk apa pun dan pada siapa pun bahkan kapan pun. Tentu saja bagi manusia yang telah memahami perasaannya akan mengerti bahwa rindu adalah hal fitrah dan normal yang akan dimiliki oleh setiap individu.

Rasa rindu biasanya dikesankan kepada seseorang yang dicintai atau yang mampu membuat kita memiliki perasaan tertentu. Maka dari itu, perasaan rindu yang dimiliki tersebut tentu saja perlu dikelola sebagaimana mengelola perasaan bahagia.
Dari keterangan singkat di atas, saya akan memberikan sebuah puisi yang berhubungan dengan rasa rindu, akan tetapi rindu yang dimaksudkan di sini adalah rindu yang sifatnya berhubungan dengan alam ataupun kehidupan bukan rindu pada seorang pujaan hati sebagaimana pada puisi cinta remaja.

Post a Comment for "Ruang Puisi Religi Dilengkapi Amanat yang Terkandung di Dalamnya"