Aksara Bermajas Peran Sang Waktu
NusantaraBerpuisi - Aksara Bermajas Peran Sang Waktu
Dalam puisi bermajas yang menceritakan peran sang waktu, ini tentunya berbincang soal waktu, pasti dalam setiap hari kita semua telah melakukan banyak hal. Lebuh-lebih dalam beberapa tahun yang tentunya membuat kita bisa saja lupa sebagian dari apa saja yang telah kita lakukan, pasti sudah banyak hal yang telah kita lakukan dan tanpa menyadari, kita pun melupakan begitu saja. Mungkin sebagian orang bisa menikmati dan merasakan lamanya waktu yang berjalan karena mereka pandai di dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.
Dalam puisi bermajas yang menceritakan peran sang waktu, ini tentunya berbincang soal waktu, pasti dalam setiap hari kita semua telah melakukan banyak hal. Lebuh-lebih dalam beberapa tahun yang tentunya membuat kita bisa saja lupa sebagian dari apa saja yang telah kita lakukan, pasti sudah banyak hal yang telah kita lakukan dan tanpa menyadari, kita pun melupakan begitu saja. Mungkin sebagian orang bisa menikmati dan merasakan lamanya waktu yang berjalan karena mereka pandai di dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.
Baca Puisi Kepiluan: Puisi Patah Hati (Baca di sini)
Puisi renungan jiwa Berkelana di Kesunyian dapat Anda baca di sini
Termotivasi dari apa yang saya sampaikan di atas, saya ingin menuliskan sebuah puisi buat sahabat pecinta aksara yang berhubungan dengan peran sang waktu di dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun bermajas yang cukup sederhana, akan tetapi tidak mengurangi keinginan saya untuk berbagi pesan lewat sebuah karya tulis.
PERAN SANG WAKTU
Karya: Adi Taufik, S.Pd
(Ridho An Nidzar)
Kulihat senja yang mulai terasing
Menampakkan tarian jingga tanpa pengiring
Perlahan waktu mengikuti hening
Meninggalkan senja dan berpaling
Turun para malaikat pembawa amanat
Untuk para perindu nikmat
Setia menghamba setiap saat
Hening mengajarkan kerendahan hati
Bagi yang mampu mengeja sunyi
Sadar tentang kebenaran yang hakiki
Penuh karunia di balik misteri
Alunan surga menyentuh sukma
Damai dalam segala suasana
Meskipun dingin menggigilkan raga
Hingga saatnya hening berlalu
Mengundang mentari mengganti waktu
Peran waktu sebatas pelantar temu
Bukan karena cinta untuk bersatu
Lampung, 09 Juli 2021
Kulihat senja yang mulai terasing
Menampakkan tarian jingga tanpa pengiring
Perlahan waktu mengikuti hening
Meninggalkan senja dan berpaling
Menampakkan tarian jingga tanpa pengiring
Perlahan waktu mengikuti hening
Meninggalkan senja dan berpaling
Pada bait di atas, merupakan gambaran sebuah usia, di mana pada saat usia tua, adakalanya hidupnya diasingkan, bahkan tak jarang seorang anak justru memilih menitipkan orang tuanya di sebuah panti asuhan. Setelah mengantarkan orang tua ke panti jompo, kemudian anaknya bergegas pulang.
Hening dipeluk suasana pekat
Turun para malaikat pembawa amanat
Untuk para perindu nikmat
Setia menghamba setiap saat
Pada bait ini merupakan sikap yang harus diambil oleh si orang tua, di mana setelah ia sadar anaknya pergi, ia hanya mengadu kepada Sang Pencipta, memohon, berdoa setiap saat, agar selalu mendapatkan ketenangan.
Hening mengajarkan kerendahan hati
Bagi yang mampu mengeja sunyi
Sadar tentang kebenaran yang hakiki
Penuh karunia di balik misteri
Bagi yang mampu mengeja sunyi
Sadar tentang kebenaran yang hakiki
Penuh karunia di balik misteri
Pada bait tersebut, orang tua yang dititipkan di panti jompo tersebut mampu memetik sebuah amanat, bahwa bagi seorang hamba yang mau berzikir di malam hari, tentu akan terhindar dari sikap kesombongan, lalu sadar betapa berartinya sikap rendah hati. Itulah sebuah nilai di saat seorang hamba bermunajat di sepertiga malam.
Hening membawa ketenangan jiwa
Alunan surga menyentuh sukma
Damai dalam segala suasana
Meskipun dingin menggigilkan raga
Pada bait tersebut, betapa ketenangan orang tua yang dititipkan di panti jompo tersebut lebih merasa tenang, sehingga membuatnya tidak bosan-bosan untuk selalu bermunajat setiap saat.
Hingga saatnya hening berlalu
Mengundang mentari mengganti waktu
Peran waktu sebatas pelantar temu
Bukan karena cinta untuk bersatu
Mengundang mentari mengganti waktu
Peran waktu sebatas pelantar temu
Bukan karena cinta untuk bersatu
Pada bait tersebut merupakan maksud penulis memberikan judul, di mana judul PERAN SANG WAKTU, saya menuliskan sebuah alur yang mana waktu selalu berganti, dan pada saat pergantian waktu, tentu saja banyak membuat perubahan bagi kehidupan yang saya ibaratkan seorang yang telah jompo, di rumah anaknya disia-siakan, sehingga dipindahkan ke panti jompo. Akan tetapi di lain tempat tersebut, si orang tua lebih menerima ketenangan lahir maupun batin. Ibarat kata Mengundang mentari mengganti waktu artinya adanya sebuah perubahan.
sedangkan pada dua baris kalimat di bait terakhir:
Peran waktu sebatas pelantar temu
Bukan karena cinta untuk bersatu
Bukan karena cinta untuk bersatu
Menyampaikan maksud, bahwa peran sang waktu dalam kehidupan ini sebagai perantara untuk kehidupan menemui sebuah perubahan nasib.
Download dan Baca Juga Puisi Kepiluan: Tangisan Embun
Demikianlah kurang dan lebihnya maksud saya menuliskan puisi di atas.
Saya hanya memberikan sedikit maksud dari apa yang saya tuliskan pada puisi di atas. Hal ini beda dengan bedah puisi yang lebih luas yang menerjemahkan maksud dari per kata yang memungkinkan membuat catatan semakin lebih panjang.
Namun apabila ada maksud dan penangkapan lain dari pembaca tentang apa yang saya tulis, itu sah-sah saja. Karena saya selaku penulis pun tidak membatasi pemahaman sahabat yang lain untuk harus sama seperti saya. Saya sadar, bahasa huruf itu berbeda dengan bahasa angka. Justru dari perbedaan itulah yang menjadikan kita semakin bertambah wawasan.
Semoga berguna.
Post a Comment for " Aksara Bermajas Peran Sang Waktu"