Update Cara Memaknai dan Menafsifkan Makna Sebuah Puisi Gelap
Catatan Penulis
Banyak metode ataupun cara memaknai sebuah puisi dalam sebuah artikel yang di tulis oleh berbagai sumber. Hal tersebut dikarenakan bahwa ada tingkatan puisi yang di mana bahasa puisi tersebut sulit untuk dicerna oleh kalangan yang masih pemula. Sebut saja puisi gelap yang butuh pengetahuan tersendiri agar kita mampu untuk menafsirkan makna yang terkandung di dalamnya.
Di dalam menafsirkan puisi gelap pun tidak selalu harus sama antara pengamat satu dan pengamat lainnya, karena sifat puisi itu multitafsir. Penulis puisi gelap pun tidak pula menuntun pembaca untuk menafsirkan hal yang sama sesuai yang dia pahami. Penulis puisi gelap mengumpamakan tentang puisi yang ia tulis tersebut ibarat anak panah yang telah dia luncurkan dari busurnya. Ke mana jatuh dan siapa penemunya lalu bagaimana dimaknainya, itu sudah bukan hak penulis lagi.
Update Cara Memaknai dan Menafsifkan Makna Sebuah Puisi Gelap
Hal yang terpenting yaitu membaca dan menghayati.
"Kenapa?"
Karena pada puisi gelap tersebut memang dihasilkan dari sebuah renungan, dan bahasa yang digunakan pun tidak sama dengan bahasa puisi terang yang sekali dibaca sudah langsung dipahami oleh pembacanya.
Untuk kita sama-sama belajar mamaknai dan menafsirkan makna puisi gelap, tidak ada salahnya jika sahabat membaca dari apa yang saya tulis di bawah ini, meskipun dari sumber lainnya memiliki beda cara untuk menafsirkan makna puisi gelap itu sendiri.
Puisi di bawah ini saya buat karena lihat tv yang menceritakan kisah orang insyaf, tapi masa lalunya selalu diungkit2 oleh warga, dan dia disisihkan, meskipun sudah selalu berbuat baik dan mau menolong sampai akhirnya ia berpulang. Dan saya mencoba menulisnya dalam bentuk konotasi (bukan makna yang sebenarnya) dan tentunya masih banyak kekurangan saya pribadi untuk membedah suatu karya dalam ilmu tafsir sebuah puisi.
Edisi masih belajar.
KESUNYIAN MEMBINGKAI BAHASA
KESUNYIAN MEMBINGKAI BAHASA
Penulis: Adi Taufik, S.Pd
(Ridho An Nidzar)
Betapa rindu laut pada ombak yang menyapa
(Ridho An Nidzar)
Betapa rindu laut pada ombak yang menyapa
Agar buih-buih ditelan hingga tiada sisa
Waktu telah menghapus segala peristiwa
Setapak jejak tak lagi tampak di mata
Seribu bahasa bisa saja lahir
Tapi tak satu pun cerita akan terukur
Meskipun yang datang berjuta penyair
Hanya mampu mengungkap kisah lain yang baru hadir
Semua berhenti
Hilang di kedalaman yang tersembunyi
Tapi zikir dari perahu sunyi
Mampu membingkai segala bahasa tanpa bunyi
Angin segar membawanya ke sebuah persinggahan
Pada saatnya di akhir pengembaraan
Dihadiahkan keindahan sebuah taman
Lampung, 05 September 2020
Baca Juga Puisi Lain
Makna dan maksud yang terkait
KESUNYIAN MEMBINGKAI BAHASA
Karya: Adi Taufik, S.Pd(Ridho An Nidzar)
Betapa rindu laut pada ombak yang menyapa
(Sebuah hati yang memiliki kebaikan yang begitu luas, namun ia sering dihina dan dicaci, ia ingin adanya sebuah sentuhan jiwa)
Agar buih-buih ditelan hingga tiada sisa
(Berharap agar semua derita dapat berlalu)
Waktu telah menghapus segala peristiwa
(Berkisah tentang waktu yang ternyata sanggup menjawab tentang sebuah keinginan)
Setapak jejak tak lagi nampak di mata
(Hingga tak ada satu pun kisah duka, semua hilang dari ingatan)
Seribu bahasa bisa saja lahir
(Begitu banyak orang yang pandai berbicara)
Tapi tak satu pun cerita akan terukir
(Tapi tak ada yang sudi menganggap/memandang jiwa yang kesusahan)
Meskipun yang datang berjuta penafsir
(Tak juga seorang yang pandai membaca bahasa isyarat)
Hanya mampu mengungkap kisah lain yang baru hadir
(Ia hanya berkata tentang apa yang dilihatnya saat itu juga)
Semua berhenti
(Kisah seorang yang menderita itu berakhir/wafat)
Hilang di kedalaman yang tersembunyi
(Memasuki alam baru/baka)
Tapi zikir dari perahu sunyi
(Perahu sunyi/liang yang sepi/kubur, akan tetap berdoa)
Mampu membingkai segala bahasa tanpa bunyi
(Dan di situ ia mampu untuk menjadi tempat bagi dia untuk menyaksikan kembali setiap kebaikan dan keburukan selama hidup)
(Memasuki alam baru/baka)
Tapi zikir dari perahu sunyi
(Perahu sunyi/liang yang sepi/kubur, akan tetap berdoa)
Mampu membingkai segala bahasa tanpa bunyi
(Dan di situ ia mampu untuk menjadi tempat bagi dia untuk menyaksikan kembali setiap kebaikan dan keburukan selama hidup)
Langkah akan harum di setiap ayunan
(Perjalanan waktu di alam kubur terasa indah)
Angin segar membawanya ke sebuah persinggahan
(Begitu besar keinginan ia untuk segera sampai pada sebuah tempat)
Pada saatnya di akhir pengembaraan
(Hingga saat tiba)
Dihadiahkan keindahan sebuah taman
(Tuhan menghadiahkan surga untuknya)
Lampung, 05 September 2020
Kesimpulan penulis
Menafsikan makna puisi itu butuh membaca, menghayati, meresapi kedalaman makna tersirat yang dikiaskan pada puisi tersebut
Baca juga materi dan puisi di sini:
Baca juga materi dan puisi di sini:
- Ramadan Adalah Bulan yang Memiliki Banyak Keutamaan - Bait Puisi Perindu Hikmah
- 5 Keistimewaan Bulan Suci Ramadan - Umat Islam Perlu Tahu
- Beberapa Manfaat dari Hobi Menulis Puisi
- Cara Menulis Puisi yang Baik Bagi Pemula - Sastra dan Bahasa
- Pengertian Sastra, Jenis dan Fungsi Berdasarkan Perkembangannya
- Manfaat Puisi Memberi Inspirasi Hidup Sebagai Aksara Penyejuk Hati
- Unsur Pembentuk Puisi yang Sangat Penting Adalah Imajinasi
- Memupuk Semangat Literasi Tanpa Harus Malu dengan yang Lebih Pandai
Post a Comment for "Update Cara Memaknai dan Menafsifkan Makna Sebuah Puisi Gelap"