Puisi Kiasan Laut yang Resah
Belajar Mengkaji Pesan Tersirat Melalui Kehidupan
NusantaraBerpuisi - Mengkaji makna puisi kiasan Laut yang Resah butuh pemahaman khusus, karena tidak semua pelajaran tentang hidup itu tertulis di dalam sebuah buku, baik itu buku pelajaran di sekolah, ataupun buku-buku lain yang dapat kita baca sewaktu-waktu. Akan tetapi bagi seseorang yang mau mengkaji dan merenung, tentu setiap kejadian dapat dijadikan suatu pelajaran hidup. Salah satunya adalah tentang sesuatu yang terjadi di sebuah lautan yang luas, misalnya ombak yang berperan sebagai godaan yang selalu menguji tingkat keimanan untuk digoyahkan. Sedangkan karang yang berperan sebagai contoh jiwa yang tenang, istikamah, tidak punya sifat balas dendam pada ombak yang selalu mengusik ketenangannya.
Melalui apa yang tertulis di atas, mari sama sama kita menghayati Puisi Kiasan Laut Yang Resah berikut ini. Semoga apa yang tersirat di dalamnya dapat kita petik sebagai bahan renungan dan pedoman hidup.
Baca juga:
LAUT YANG RESAH
Karya: Adi Taufik, S.Pd
(Ridho An Nidzar)
Debur suara ombak penuh kesombongan
Riaknya berkecipak memperagakan tarian
Bergulung-gulung lemah gemulai
Semakin asik bagai tangan melambai
Ada apa di balik ini semua?
Disaksikannya laut yang merasa gelisah
Tanpa tahu ke mana membuang resah
Lambat-laun ombak bagai mulut yang terbuka
Seakan hendak menelan mangsa
Entah hak siapa tak pandang nama
Asal kenyang dan niat terlaksana
Bungkam
Terlihat tenang
Tapi tak senang
Tanpa melawan
Meskipun raga hendak ditelan
Benturan keras akhirnya terjadi
Dicabiknya tubuh karang tanpa permisi
Karang tak gentar
Apalagi menghindar
Meskipun angkara mengincar
Terjawab sudah kekalahan ombak
Oleh percikan buih bagai suara teriak
Karang tetap diam
Bahkan terpejam
Tak ingin tertawa
Tak ingin melihat lawan tak lagi berdaya
Walaupun ia tahu
Ombak tak menyerah sampai di situ
Di lain waktu
Pasti mengulangi kejadian itu
Lampung, 26 Juli 2021
Sebelumnya perlu kita ketahui, bahwasanya dalam puisi kali ini sifatnya religi, jadi penulisan mengenai penjelasan yang terkait sumber puisi di atas, penulisannya menyimpang dari KBBI dan saya sesuaikan dengan kebutuhannya agar tidak menyimpang dari kaidah yang ada.
Apa yang tertulis di dalam puisi tersebut, saya ambil dari beberapa ayat dari berbagai sumber, baik itu dari Alqur'an ataupun Hadits Rasulullah SAW di antaranya:
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ،
“Mukmin yang kuat itu lebih disukai dan dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla daripada mukmin yang lemah, dan pada masing-masing keduanya ada kebaikan.”
(HR Muslim no. 2664, Ahmad II/366 no. 370, Ibnu Mājah no. 79,4168, An Nasāi)
Akan tetapi dalam firman-Nya, bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla lebih menyukai orang mukmin yang kuat, mukmin yang tegar, setegar batu karang di dalam menjalani kehidupan, istiqamah di atas imannya, di atas agamanya, di atas ketaatan kepada Allāh, tidak mudah menyerah oleh godaan apa pun.
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya di dalam hadīts tersebut:
اسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـز
“Maka mintalah bantuan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan jangan melemah.”
Amanat pada hadits di atas tak lain adalah, jangan sekali-kali kita patah semangat dan melemah karena (hanya) sedikit ujian yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kepada kita dalam kehidupan ini.
Apabila kita sedang menghadapi kesulitan, maka hendaknya mintalah bantuan kepada Allāh, niscaya Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan kepada kita jalan keluar dari kesulitan tersebut.
Apabila kita bertaqwa kepada-Nya, niscaya Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا # وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan baginya jalan keluar (solusi) dari setiap permasalahan yang dihadapinya.”
(QS Ath Thalāq: 2-3)
Tentu saja hal tersebut syaratnya dia harus tetap istiqamah di atas agama Allāh, tetap di atas ketaatan. Minta bantuan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, memohon kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla terus berdoa dan meminta kepada-Nya, karena sesungguhnya pertolongan itu datangnya dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
اسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـز
“Mintalah bantuan kepada Allāh dan janganlah kita melemah.”
- Puisi berbahasa kiasan berjudul Syair Lidah Api
- Contoh puisi jiwa berjudul Berkelana di kesunyian
- Baca juga puisi yang menggambarkan rasa cinta tanah air berjudul Puisi Cinta Tanah Air Berjudul Serpihan Surga
Tidak selayaknya seorang mukmin itu bersikap lemah ataupun memiliki mental yang lemah, serta memiliki jiwa yang lemah.
Namun seorang mukmin harus memiliki jiwa pemberani (suja’ah) dan menjauhi sifat al jubn (penakut/pengecut) seperti:
1. Takut untuk menegakkan agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla, ataupun takut untuk melaksanakan perintah-perintah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
2. Takut akan mendapatkan celaan orang-orang yang mencela.
3. Takut kepada orang-orang yang menghina.
Pada intinya yang dapat kita petik adalah:
Kita harus memiliki motivasi yang kuat, terutama di dalam meraih surga Allāh Subhānahu wa Ta’āla, menjalankan perintah-Nya penuh rasa ketaatan, melaksanakan kewajiban kita sebagai muslim.
Sebagai muslim kita harus memiliki mental yang kuat.
Sebagai muslim kita harus memiliki motivasi yang kuat.
Semoga apa yang tertulis di atas dapat menambah wawasan bagi kita semua untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di jalan yang diridhoi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Sebagai muslim kita harus memiliki motivasi yang kuat.
Semoga apa yang tertulis di atas dapat menambah wawasan bagi kita semua untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di jalan yang diridhoi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Aamiin.
Baca juga:
Post a Comment for "Puisi Kiasan Laut yang Resah"