Puisi Berbahasa Kiasan
Kata kiasan adalah bentuk kata-kata yang digunakan terutama dalam sebuah puisi, namun sangat tidak formal, artinya, maksud yang digunakan bukan dalam arti kata yang sebenarnya.
Mengapa kata kiasan itu perlu ada dalam sebuah puisi?
Tujuan dari digunakannya kata kiasan dalam sebuah puisi yaitu untuk memberi rasa keindahan dan penekanan pada pentingnya hal yang hendak disampaikan penulis. Misalnya, "Di matanya kutemukan sebutir embun penyejuk" juga, "Tak seperti biasanya, kini lidahnya telah beku". Perlu diingat bahwa kata kiasan itu tidak hanya dipakai dalam puisi saja, melainkan sering juga ditemukan pada nyanyian-nyanyian dan karya-karya tulis yang lain.
Dalam pengertian puisi berbahasa kiasan, kita mengambil kesimpulan bahwa kata tersebut merupakan sebuah bentuk kebahasaan yang membuat orang menerka dalam memaknai kalimat berperan sebagai pengertian standar kalimat. Dengan adanya kita menyimpulkan hal yang demikian itu, berarti kita sejalan dengan pernyataan dari tokoh yang ahli bahasa yang bernama Krause. Tokoh tersebut telah menulis bukunya di tahun 2008, Tokoh tersebut menyatakan bahwa: “Bahasa kiasan itu mengacu pada sebuah sudut pandang “tidak secara langsung” atau “logis” yang mempertahankan bahwa awal analisis untuk arti secara harfiah dan jika kita tafsirkan tidak masuk akal, maka proses kalimat tersebut kembali ke bahasa kiasan yang sesuai”.
Lalu, dalam menanggapi permasalahan ini, kata kiasan menjadi sebuah ragam bahasa yang sering digunakan untuk mengekspresikan sebuah makna yang terkandung di dalam sebuah karya sastra, yang pernyataannya secara tidak langsung, yang diungkapkan dengan sebuah majas. Jenis-jenis yang ada pada bahasa kiasan yaitu metafora, simili, personifikasi, sinedoke, metonimi, simbol, hiperbola, ironi.
Baca Puisi Kemerdekaan 17 Agustus 2022
Beberapa Contoh Puisi HUT RI 2022 Paling Keren Untuk Membangkitkan Semangat Nasionalisme Sebagai Rasa Cinta Tanah Air
Yang pertama adalah kata kiasan yaitu Matefora. Metafora merupakan ragam kata kiasan yang digunakan untuk membandingkan suatu hal dengan yang lainnya secara langsung, yang tidak menggunakan sebuah kata-kata penghubung. Kemudian, kata kiasan yang kedua dalam bentuk Simili. Simili tersebut merupakan bahasa kiasan yang dipakai untuk membandingkan suatu hal dengan yang lainnya secara tidak langsung, dengan menggunakan kata-kata sebagai pembanding. Di dalam bahasa Indonesia, kata kiasan ini akan memakai kata di antaranya: seperti, andai laksana dan lain sebagainya. Bentuk kiasan yang ketiga yaitu Personifikasi. Personifikasi tergolong dalam jenis kata kiasan yang memberikan sifat pada sebuah kalimat, perilaku ataupun perlengkapan manusia kepada hewan, objek, ataupun konsep. Misalnya, kata dalam kalimat seperti daun nyiru yang melambai. Kita tahu, bahwa kata melambai biasa dipersepsikan sebagai tangan manusia. Jenis yang keempat yaitu Sinokde. Sinokde merupakan penggunaan kata yang sama dengan faktanya yang tujuan untuk memperjelas. Misalnya: sepucuk surat dari sahabat. Kata sahabat memiliki posisi sebagai penjelas dari kata surat.
Berikut ini contoh puisi dalam bentuk syair kiasan.
Menggagalkan tangkai menawarkan kembang
Semusim waktu telah hilang
Tapi belum berarti telah menang
Menunggu waktu yang akan sampai
Jual beli masih saling mengandai
Berikut Ciri-Ciri Syair Untuk Membedakannya dengan Karya Sastra Lain
- Tiap 1 bait terdiri dari 4 baris
- Tiap baris terdiri dari 4 - 6 kata
- Tiap baris terdiri dari 8 - 14 suku kata
- Semua barisnya merupakan isi
- Memiliki rima atau sajak a-a-a-a
- Berbahasa kiasan
- Berisi tentang amanat
Temukan puisi lainnya di sini
Post a Comment for "Puisi Berbahasa Kiasan"